Kamis, 04 Juni 2020

TIGA JAM YANG TAK AKAN TERLUPAKAN

TIGA JAM YANG TAK AKAN TERLUPAKAN
Oleh Yani


Hari itu hari yang tidak pernah aku lupakan seumur hidupku tepatnya hari Rabu, 18 Februari 2020 di mana saat itu setelah aku selama satu minggu di rawat inap karena sakit setiap BAK (Buang Air Kecil) dan ditambah 1 minggu harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mendiagnosa penyakitku, akhirnya dokter ahli urologi menjadwalkan aku untuk harus masuk kamar operasi. Setelah mendengar jadwal operasi itu pada sehari sebelumnya tentunya perasaanku sangat berbeda dari biasanya jantung berdetak keras sudah karena sudah kubayangkan bagaimana operasi itu akan dilakukan. Tepat di hari H dari kamar perawatan aku dibawa ke kamar operasi dengan kursi roda dan setelah menunggu sebentar lanjut dibawa ke meja operasi dengan yang aku ingat dokter anestesi memberitahu dan mengatakan izin untuk memberikan suntik anestesi akhirnya jarum suntik itu menghujam tulang belakang bagian pinggang, sambil menahan rasa sakit yang lumayan menyelinap diantara ruas tulang belakang, dokter dibantu dengan dua suster di sisi  kanan dan kiri yang membantu merebahkan aku di meja operasi. Seingat aku obat itu tidak sampai 5 menit langsung bereaksi dimana sebagian tubuh dari perut ke bawah dalam keadaan mati rasa. Dari kondisi itu saya masih sadar mendengar percakapan dokter dengan empat suster yang membantunya sambil mereka mempersiapkan alat- alat operasi. 
Pada saat itu dokter sempat bertanya apakah mau lihat operasinya atau mau tidur, aku menjawab tidur karena sudah pasti tidak akan kuat untuk melihat. Selanjutnya jari jempol kiriku dijepit alat yang terhubung dengan  monitor untuk memantau frekuensi suhu dan pernapasan, sementara pergelangan tangan kananku dibalut tensimeter yang setiap 10 menit sekali secara otomatis mengukur tekanan darah. Tepat di bagian dada dipasang tirai kain warna biru setinggi 50 cm dan selebar ukuran badan saya sehinggga menghalangi pandangan  ke area operasi, namun pada awal-awal dari pantulan kaca lampu operasi secara samar saya masih dapat melihat gerakan tangan dokter mengoyak perut dibagian kandung kemih tepat dibawa pusar tapi selebihnya aku tak kuasa untuk melihat. Masih teringat ditelingaku waktu itu dokter memimpin doa sebelum memulai operasi dengan mamanjatkan doa bersama untuk kelancaran operasi.

Pada saat itu waktu sekitar menjelang 3 jam aku terbangun dari tidur dan dengar suara lakban yang dipasang untuk penutup jahitan diperutku, mungkin karena pengaruh obat maka selama operasi banyak tidur, maklum ini pengalaman pertama  aku menjalani operasi besar walau sebelumnya skitar 20 tahun yang lalu pernah menjalani operasi tapi operasi kecil. Selama operasi doa tiada henti aku panjatkan ke hadirat Allah dan dalam pandangan kosongku aku teringat istriku, anaku, saudaraku dan kedua orangtua terutama teringat ibuku yang sudah tiada 1 tahun yang lalu yang tidak bisa lagi aku mintakan doanya untuk kelanacaran operasi ini dan dengan tubuh  sedikit menggigil  menahan rasa takut serta udara dingin dari hembusan AC karena aku hanya mengenakan baju operasi yang khas warna biru tersebut. 

Setelah selesai operasi dan tersadar dokter urologi memberi tahu bahwa batu ginjal yang dikandung kemih alhamdulilllah berhasil diangkat dan ternyata kondisinya sudah sebesar telor ayam. Sungguh diluar dugaan karena selama ini aku merasa biasa-biasa saja hanya memang dalam 1 bulan terakhir terasa beda sakitnya setiap BAK.




Dalam kondisi  yang  masih lemah aku dibawa dipindahkan ke salah satu ruangan dari tempat tidur operasi ke tempat tidur standar rumah sakit di ruang pemulihan  oleh suster sepertinya hampir sama dengan memindahkan barang karena badan sebelah masih kebas karena pengaruh obat bius. Selanjutnya setelah sekitar 30 menit menunggu lanjut aku di bawa keluar dipertemukan dengan  istriku, anakku dan keluargaku yang sudah setia menunggu di luar ruang operasi, selanjutnya aku dibawa ke ruang rawat inap untuk dilakukan perawatan pasca operasi. 

Pada hari pertama setelah operasi, itu mungkin hari yang sangat terasa  berjalan lambat saat itu apalagi ada keharusan dari dokter yang mengatakan bahwa  pasca operasi harus 1 x 24 jam aku tidak boleh bergerak bebas tapi harus berbaring lurus di ranjang ruang perawatan rumah sakit sekedar  miring pun untuk mengurangi rasa pegal tidak boleh karena dikhawatirkan mempengaruhi posisi jahitan sepanjang 11 cm di bawah pusar. Serta sebelah kanan perut saya terpasang  selang drainase dan sebelah kiri selang kateter. Ditambah lagi saat itu ada rasa haus tapi harus ditahan menunggu 12 jam, dan itu hanya boleh minum sedikit pakai sendok. Aku sangat berterima kasih kepada istriku yang setia merawat mendampingiku dan kedua kakakku yang juga setia menemani selama aku dirawat.

Hari kedua alhamdulillah stamina sudah mulai membaik aku pun mulai dapat menyantap bubur untuk mengisi perut yang kosong hampir 24 jam setelah operasi. 

Hari ketiga sudah semakin membaik, aku diminta untuk latihan duduk walau masih terasa sakit bagian perut bekas jahitan apalagi jika dibarengi batuk sungguh sangat menyiksa.

Hari keempat sudah makin membaik dan pagi hari seperti biasa aku diminta untuk latihan berjalan yang sebelumnya hanya bisa duduk. Aku terus mencoba untuk latihan berjalan dengan 2 selang yang masih menempel diperutku

Hari kelima perkembangan sudah semakin membaik akhirnya pada saat dokter urologi yang merawat melakukan kontrol aku memberanikan diri bertanya seputar penyakit batu ginjal yang aku derita, dengan sigap dokter menjawab bahwa ini semua salah satunya karena kurang minum. Akhirnya aku menyadari betapa pentingnya kita memenuhi kebutuhan minum yang cukup bagi tubuh kita yang mungkin awalnya dianggap sepele ternyata bisa berakibat besar.

Akhirnya setelah dinyatakan ada perkembangan yang baik aku diperbolehkan melanjutkan perawatan lanjutan di rumah walau harus dengan membawa selang kateter karena selang kateter baru bisa dilepas seminggu kemudian pada saat kontrol kembali ke rumah sakit.

Semoga ini merupakan kejadian pertama dan terakhir, dan pastinya setiap ada kejadian pasti ada hikmahnya dan kita berharap semuanya selalu dalam keadaan sehat wal-afiat ada dalam lindungan-Nya, aamiin.